Perencanaan panel hubung bagi

Kamis, 06 September 2018

Perencanaan Panel Hubung Bagi (PHB)

by:M.Ridho

 PENGERTIAN PANEL HUBUNG BAGI


Panel adalah suatu lemari hubung atau suatu kesatuan dari alat penghubung, pengaman, dan pengontrolan untuk suatu instalasi kelistrikan yang ditempatkan dalam suatu kotak tertentu sesuai dengan banyaknya komponen yang digunakan.
Panel hubung bagi adalah peralatan yang berfungsi menerima energi listrik dari  PLN dan selanjutnya mendistribusikan dan sekaligus mengontrol penyaluran energi listrik tersebut melalui sirkit panel utama dan cabang ke PHB cabang atau  langsung melalui sirkit akhir ke beban yang berupa beberapa  titik lampu dan melalui kotak-kontak ke peralatan pemanfaatan listrik yang berada di dalam bangunan.
Sesuai dengan kegunaan dari panel listrik, maka dalam  perancangannya harus sesuai dengan syarat dan ketentuan serta standar panel listrik yang ada. Untuk  penempatan panel listrik hendaknya disesuaikan dengan situasi bangunan dan terletak ditempat yang mudah dijangkau dalam memudahkan pelayanan. Panel harus mendapatkan ruang yang cukup luas sehingga pemeliharaan, perbaikan, pelayanan dan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
Dalam penempatan panel ini sangat mempengaruhi proses kelangsungan penyaluran energi listrik, karena apabila penempatan dari panel  tidak diperhatikan maka kontinitas pelayanan panel tersebut tidak akan bertahan lama dan dapat mengurangi keandalan dalam penyaluran energi listrik.

B.     FUNGSI PANEL

Fungsi panel dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu (Drs.Aslimeri,M.T: 1991: 92) :
1.      Penghubung
Panel berfungsi untuk menghubungkan antara satu rangkaian listrik dengan rangkaian listrik lainnya pada suatu operasi kerja. Panel menghubungkan suplay tenaga listrik dari panel utama sampai ke beban-beban baik instalasi penerangan maupun instalasi tenaga.
2.      Pengaman
Suatu panel akan bekerja secara otomatis melepas sumber atau suplay tenaga listrik apabila terjadi gangguan pada rangkaian. Komponen yang berfungsi sebagai pengaman pada panel listrik ini adalah MCCB dan MCB.
3.      Pembagi
Panel membagi kelompok beban baik pada instalasi penerangan maupun pada instalasi tenaga. Panel dapat memisahkan atau membagi suplay tenaga listrik berdasarkan jumlah beban dan banyak ruangan yang merupakan  pusat beban.  Pembagian  tersebut  dibagi   menjadi   beberapa
group beban dan juga untuk membagi fasa R, fasa S, fasa T agar mempunyai beban yang seimbang antar fasa.
4.      Penyuplai
Panel menyuplai tenaga listrik dari sumber ke beban. Panel sebagai penyuplai, dan mendistribusikan tenaga listrik dari panel utama, panel cabang sampai ke pusat beban baik untuk instalasi penerangan maupun instalasi tenaga.
5.      Pengontrol
Fungsi panel sebagai pengontrol merupakan fungsi paling utama, karena dari panel tersebut masing-masing rangkaian beban dapat dikontrol. Seluruh beban pada bangunan baik instalasi penerangan maupun instalasi tenaga dapat dikontrol dari satu tempat.

C.    JENIS DAN TIPE PANEL

Menurut PUIL 2000 ; 6.3.2 – 6.4.3 jenis panal hubung bagi terdiri-dari:
1.      Panel Hubung Bagi tertutup pasang dalam
Panel Hubung Bagi tertutup pasang dalam adalah panel yang sudah komponen-komponennya ditempatkan didalam kotak panel yang tertutup dan terpasang didalam ruangan.
2.      Panel Hubung Bagi tertutup pasang luar
Panel Hubung Bagi tertutup pasang luar adalah panel yang seluruh komponen-komponen ditempatkan didalam kotak panel yang tertutup dan dipasang diluar ruangan. Bahan yang digunakan harus tahan cuaca.
3.      Panel Hubung Bagi terbuka pasang dalam
Panel Hubung Bagi terbuka pasang dalam tidak boleh ditempatkan dekat saluran gas, saluran uap, saluran air atau saluran lainnya yang tidak ada kaitannya dengan Panel Hubung Bagi (PHB) tersebut.
4.      Panel Hubung Bagi terbuka pasang luar
Tampat pemasangan Panel Hubung Bagi (PHB) terbuka pasang luar harus merupakan perlengkapang yang tahan cuaca. Perlengkapan atau harus mempunyai saluran air sehingga dapat dicegah terjadinya genangan air.

Pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang, jenis dan tipe panel yang digunakan adalah panel hubung bagi tertutup pasang dalam, yaitu panel yang seluruh komponen-komponennya ditempatkan di dalam kotak panel yang tertutup dan dipasang di dalam ruangan.
Panel Hubung Bagi (PHB) tertutup pasang dalam banyak dijumpai pada konsumen atau pemakai yang digunakan sebagai tempat untuk menampung energi listrik dari jaringan PLN dan sebagai penyalur energi listrik ke pusat beban serta untuk menempatkan pengaman-pengaman instalasi listrik.
 Penempatan panel harus memenuhi syarat-syarat berikut ini sesuai dengan PUIL 2000 (6.3-6.4) yaitu :
1.                  Tinggi maksimal dari lantai 1,2 – 2m.
2.                  Di depan panel harus memiliki ruang bebas yang cukup luas.
3.                  Saat membuka panel ini tidak terganggu oleh benda apapun.
4.                  Pintu harus bisa terbuka penuh.
5.                  Panel dipasang pada tempat yang sesuai, kering dan berventilasi cukup.

D.    KOMPONEN-KOMPONEN PANEL HUBUNG BAGI

Dalam suatu panel listrik terdapat komponen-komponen listrik yang diantaranya adalah MCB, MCCB, saklar/pemutus, sarana pengontrol ( push button, kontaktor), transformator arus, alat ukur dan lampu indikator, penghantar (kawat, kabel busbar dan terminal blok ) serta komponen pendukung lainnya.
1.                  MCB (Miniature Circuit Breaker)
Miniature Circuit Breaker atau yang dikenal dengan MCB pada dasarnya adalah suatu alat yang bekerja dengan cara semi otomatis yang dapat digunakan untuk pengaman terhadap beban lebih atau hubung singkat. MCB dapat memutuskan rangkaian arus listrik dengan cara mekanis ataupun secara otomatis.
Prinsip kerja dari MCB adalah azas kerja termis (panas) dengan menggunakan bi-metal. Bila kawat resistansi yang terdapat pada bi-metal dialiri arus yang melebihi harga nominalnya, maka bi­metal akan bergerak atau melengkung akibat panas. Gerakan atau lengkungan ini akan menolak bagian mekanis dari MCB yang akan menyebabkan tuas MCB terlepas sehingga MCB dalam posisi OFF.
MCB terdiri dari MCB 1 pole dan 4 pole yang masing-masingnya mempunyai ukuran arus nominal yang berbeda-beda.
2.      MCCB (Mould Case Circuit Breaker)
Mould Case Circuit Breaker adalah salah satu pemutus rangkaian udara dalam bentuk kontak cetakan. Pemutus ini dirakit dalam unit terpadu dalam kotak bahan isolator.
Pada dasarnya MCCB fungsi dan kegunaannya sama dengan MCB tiga pole, yakni menghubungkan dan memutuskan arus listrik pada rangkaian tiga fasa. Perbedaannya adalah pemutusan arus pada MCCB dapat diatur dengan persentase 100 % sampai dengan 250 % dari arus nominal beban penuh sedangkan pada MCB rating arusnya tidak dapat diatur. Besarnya rating nominal sebagai pengaman motor untuk MCCB adalah 2,5 x In beban dan untuk MCB adalah sebesar 1,25 x In beban.
Pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang berdasarkan daya yang terpakai menggunakan MCCB 150 Amper. MCCB ini sangat dibutuhkan karena pada perancangan ini menggunakan panel utama.
3.      Saklar dan Pemutus
Menurut PUIL 2000 : 6.2.4 – 6.2.5 saklar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.       Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus dipasang satu saklar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak-tidaknya dipasang satu proteksi arus.
b.      Saklar masuk untuk memutuskan aliran suplay PHB tegangan rendah harus mempunyai batas kemampuan minimum 10 amper, dan arus minimum sama besar dengan arus nominal penghantar masuk tersebut.
c.       Saklar keluar harus dipasang jika sirkit tersebut menyuplai tiga atau lebih PHB lain.
d.      Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah motor/ perlengkapan listrik yang lain. Hal ini tidak berlaku jika motor atau perlengkapan listrik tersebut masing-masing kecil atau sama dengan 1,5 Kw dan letaknya dalam ruang yang sama.
e.       Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah kotak-kontak yang masing-masing mempunyai arus nominal lebih dari 16 Amper.
f.       Saklar keluar mempunyai arus nominal 100 A atau lebih.
Persyaratan untuk pemutus, harus memenuhi aturan yang ada pada (PUIL 2000: 5.5.8.3 - 5.5.8.4):

1.      Sarana pemutus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta kendali dan semua penghantar suplai yang telah dibumikan, dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada kutub yang dapat dioperasikan tersendiri.
2.      Sarana pemutus harus dapat menunjukkan dengan jelas apakah sarana pemutus tersebut pada kedudukan terbuka atau tertutup.
3.      Sarana pemutus harus mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya 115 % dari arus beban penuh.
4.      Sarana pemutus yang melayani beberapa motor atau melayani motor dan beban lainnya, harus mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya 115 % dari jumlah arus beban pada keadaan beban penuh.
5.      Sarana pemutus harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tampak dari tempat kendali.
6.      Jika sarana pemutus yang letaknya jauh dari motor, maka harus dipasang sarana pemutus lain  berdekatan  dengan  motor, atau sebagai
gantinya. Sarana pemutus yang letaknya jauh harus dapat dikunci pada kedudukan terbuka.
7.      Jika motor menerima daya listrik lebih dari satu sumber, maka harus dipasang sarana pemutus tersendiri untuk setiap sumber daya.

      Setiap saklar / pemutus sirkit harus mampu menyambung dan memutuskan arus yang dapat mengalir dalam keadaan penggunaan alat tersebut dan harus berfungsi sedemikian hingga tidak membahayakan operator.
Syarat dari pemakaian saklar dan pemutus (PUIL 2000: 4.12.1.2 - 4.12.1.3):
1.      Kutub Tunggal.
Setiap saklar atau pemutus sirkit kutub tunggal harus beroperasi pada penghantar aktif dari sirkit yang dihubungkan padanya.
2.      Sirkit Fase Banyak
Setiap saklar atau pemutus sirkit harus beroperasi pada semua penghantar aktif sirkit yang dihubungkan padanya. Kutub tunggal atau pemutus sirkit kutub tunggal harus beroperasi pada penghantar aktif dari sirkit.
4.      Sarana pengontrol
Sarana pengontrol atau pengendali adalah sarana yang mengatur tenaga listrik, yang dialirkan ke motor dengan cara yang sudah ditentukan. Di dalamnya termasuk juga sarana yang biasa digunakan untuk mengasut


dan menghentikan motor maupun beban listrik lainnya. Hal ini digunakan untuk memperlancar kelangsungan penyaluran sumber energi listrik.
a.       Saklar tombol tekan (Push button)
Saklar tombol tekan merupakan alat pembuka atau penutup rangkaian yang pengoperasiannya dilakukan dengan menekan tombol tersebut. Saklar ini berfungsi sebagai saklar bantu untuk pengoperasian kontaktor ataupun MCCB.
Push button ini terdiri dari 2 tipe, yaitu normally open (NO) dimana dalam keadaan normal berada pada posisi terbuka, dan normally close (NC) dimana dalam keadaan normal berada pada posisi tertutup. Pengoperasian antara NO dengan NC saling bertolak belakang.

       Normal switch                              Push to make                              Push to Break 


Gambar 3. Konstruksi Push Button

b.      Kontaktor
Kontaktor merupakan sejenis saklar/kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban listrik yang besar dan mampu menyambung ataupun membuka rangkaian listrik secara berulang-ulang.
           Gaya magnet yang bekerja pada kontaktor dibangkitkan oleh kumparan. Kumparan kontaktor mempunyai sejumlah lilitan kawat berisolasi untuk memberikan belitan amper yang diperlukan untuk beroperasi pada arus kecil. Kumparan dibuat untuk operasi di atas kisaran 80 - 110 % ukuran kerja tegangan arus bolak-balik atau arus searah.
5.      Transformator Arus .
Pada panel listrik trafo arus berfungsi untuk mengontrol besar arus yang mengalir pada rangkaian. Transformator arus dibuat dengan perbandingan tertutup, karana tidak tersedianya ampermeter yang dapat mengukur arus yang sangat besar. Dengan adanya perbandingan  antara arus primer dan arus sekunder pada transformator arus, pada diukur berapapun besar arus yang mengalir dengan membuat perbandingan lilitan trafo yang sesuai dengan besar arus yang akan diukur.

6.      Alat Ukur dan Lampu Indikator
Alat ukur dan lampu indikator yang dipasang pada panel harus terlihat jelas dan harus ada petunjuk tentang besaran yang diukur dan gejala apa yang ditunjukkan. Untuk piranti ukur digunakan beberapa alat ukur yaitu:
a.     Alat Ukur Ampermeter
Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang disuplai beban. Alat ukur ini pemasangannya seri.


Sebelum dihubungkan langsung ke ampermeter piranti ukur ini biasanya menggunakan trafo CT (Current Transformer). Tratb arus ini digunakan untuk menyesuaikan arus yang diukur dengan alat ukur yang kita gunakan. Misalnya arus yang mengalir pada rangkaian instalasi sebesar 100 A maka akan terbaca pada ampermeter mungkin 1 atau 10 tergantung trafo yang dipasang.
b.    Alat Ukur Voltmeter
Voltmeter adalah alat ukur yang mengukur besaran tegangan yang mengalir pada suatu rangkaian instalasi listrik. Maksud pengukuran ini adalah untuk mengetahui besaran tegangan yang mengalir pada rangkaian tersebut, apakah mengalami penurunan (drop voltega) ataupun naik (over voltege).

Besaran tegangan yang diukur adalah besaran tegangan fase dengan fase dan fase dengan netral. Karena pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali maka diperlukan suatu media perantara untuk mengalihkan satu pengukuran ke pengukuran yang lain yaitu menggunakan saklar rotasi switch. Pemasangan alat ukur ini paralel dengan sumber tegangan seperti gambar di bawah ini :
c.    Lampu Indikator
Lampu indikator atau lampu tanda merupakan sebuah tanda yang menggambarkan bahwasanya aliran arus listrik pada panel dalam keadaan bekerja atau mengalir. Biasanya terdiri dari tiga warna lampu yaitu warna merah (fase R), kuning (fase S), dan hijau (fase T) yang dipasang pada pintu panel.    
7.      Penghantar.
Penghantar yang akan digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik harus dibuat dari bahan yang memenuhi syarat serta sesuai dengan tujuan penggunaannya, dan telah dikeluarkan atau telah diakui oleh instansi yang berwenang, dalam hal ini adalah LMK (Lembaga Meterologi Kelistrikan).
Berdasarkan dari bahan pembuatnya penghantar dapat dibagi atas dua bagian yaitu yang dibuat dari tembaga dan aluminium, dimana masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian.
Berikut identifikasi penghantar dengan warna berdasarkan (PUIL 2000):
a.     Pengunaan Warna Loreng Hijau-Kuning
Warna loreng-hijau hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian, dan penghantar pengaman.
b.    Penggunaan Warna Biru
Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah pada instalasi listrik. Untuk menghindari kesalahan, warna tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai warna penghantar lainnya. Warna biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain, jika pada instalasi tersebut tidak terdapat penghantar netral atau kawat tengah. Warna biru tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian.


c.       Penggunaan Warna Untuk Pengawatan Dengan Kabel Berinti Tunggal.
Untuk pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan agar hanya menggunakan satu warna, khususnya warna hitam, selama tidak bertentangan dengan dua poin di atas.
d.    Pengenal Untuk Inti Atau Rel
Sebagai pengenal untuk inti atau rel digunakan warna, lambang, atau huruf seperti pada tabel berikut :
Tabel 1.Warna dan lambang pengenal penghantar
(PUIL 2000:300)
Inti atau Rel


Pengenal
Dengan Huruf
Dengan Lambang
Dengan Warna
1
2
3
4
A.    Instalasi arus bolak-balik:
            fasa satu
            fasa dua
            fasa tiga
            netral

Ll/R
L2/S
L3/T
Nasional


Merah Kuning Hitam
Biru
B.     Instalasi perlengkapan listrik:
            fasa satu
            fasa dua
            fasa tiga

U/X
V/Y
W/Z



Merah Kuning Hitam
C.     Instalasi arus searah:
            positif
            negatif
            kawat tengah

L +
L –
M

+
-




Biru
D.    Penghantar netral
N

Biru
E.     Penghantar pembumian
PE

Loreng hijau-kuning

Selain berdasarkan bahannya, penghantar dapat dibedakan juga atas:
a.       Kawat
Kawat adalah penghantar listrik yang berpenampang lingkaran tanpa isolasi penyekat, besar kecilnya penampang kawat menentukan kepada kemampuan hantar arus maksimum yang diperbolehkan mengalir. Kawat ini terdiri dari kawat berinti tunggal dan kawat berinti banyak.
b.      Kabel
Kabel adalah semua jenis hantaran berisolasi atau berselubung baik berbentuk solid atau berserabut. Penyatuan atau penyambungan satu atau lebih inti umumnya dilengkapi dengan selebung.
Dalam kotak panel hubung bagi kabel digunakan untuk menghubungkan satu komponen dengan komponen lain. Biasanya dipakai kabel jenis NYA dan NYM. Dan untuk menentukan besar penampang kabel disesuaikan besar arus yang melewati kabel serta jenis penghantar.
c.       Busbar
Busbar merupakan penghantar listrik yang berbentuk empat persegi panjang tanpa isolasi. Busbar biasanya ditempatkan di dalam panel yang bersifat menampung tenaga listrik guna menyalurkannya ke komponen lainnya. Pada penggunaanya busbar dipasang untuk keperluan fasa, netral, dan pembumian. Untuk membedakan antara fasa dan netral, busbar diberi cat dengan warna yang berbeda yakni:
1)      Fasa R (LI) dicat dengan warna merah
2)      Fasa S (L2) dicat dengan warna kuning
3)      Fasa T (L3) dicat dengan warna hitam
4)      Netral (N) dicat dengan warna biru
Busbar  yang digunakan pada PHB harus terbuat dari tembaga atau logam yang memenuhi persyaratan sebagai penghantar listrik. Besar arus yang mengalir dalam rel tersebut harus diperhitungkan sesuai kemampuan rel sehingga tidak akan menyebabkan suhu rel lebih dari 65° C. Sedangkan untuk memberi warna rel dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan (PU1L: 2000: 6.6.4.1 - 6.6.4.3).
Pemasangan busbar untuk keperluan fasa dan netral di dalam sebuah panel listrik dipasang dengan menggunakan penyangga dari bahan isolasi, sedangkan untuk arde/pembumian langsung dihubungkan dengan bodi panel tersebut.
d.      Terminal Blok
Terminal blok merupakan sederetan terminal yang berguna untuk penyambungan dari rangkaian panel ke pemakaian. Terminal blok ini dapat dikategorikan sebagai pelengkap dan merupakan tempat penampungan. ”Terminal ini harus terbuat dari paduan tembaga atau logam lain yang memenuhi persyaratan yang berlaku serta mempunyai kemampuan sekurang-kurangnya sama dengan kemampuan saklar dari sirkit yang bersangkutan. Dudukan terminal harus terbuat dari bahan isolator yang tidak mudah pecah,rusak oleh gaya mekanis dan termis dari penghantar yang disambung pada terminal tersebut” (PUIL 2000 : 6.6.6 – 6.6.6.3 )

E.     PERENCANAAN PANEL HUBUNG BAGI

Melihat dari kondisi yang ada pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah, jenis PHB yang akan digunakan adalah PHB jenis tertutup pasang dalam.
Dalam pembuatan panel listrik perlu diperhatikan beberapa faktor yakni mengetahui berapa banyak rangkaian akhir yang akan dilayaninya, besar rating pengaman yang akan digunakan, besar box panel yang akan dirancang disesuaikan dengan dimensi dari komponen-komponen yang akan dipasang pada panel dan penempatan panel yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
Adapun tahap-tahap dalam perencanaan sebuah panel listrik, yaitu:
1.      Menentukan Jumlah Rangkaian Akhir
Jumlah maksimum titik beban yang boleh dihubungkan paralel pada sebuah rangkaian akhir dengan pengaman pemutus daya atau pengaman lebur harus seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.          Jumlah Titik Sambung untuk Satu Akhir untuk Penggunaan Tunggal dalam Instalasi Bukan Rumah (PUIL 2000: 4.4.2)


1
2
3
4
5
Jenis Sirkit
Diamankan dengan pemutus sirkit atau pengaman lebur kemampuan tinggi
Diamankan dengan pengaman lebur yang dapat dikawati kembali
Nilai pengenal dari gawai proteksi (a)
A
Jumlah titik sambung maksimum
Nilai pengenal dari gawai proteksi (a)
A
Jumlah titik sambung maksimum
Jenis Penerangan (c)
10
16
20
>25
20
25
40

Tidak terbatas
8
12
16
20
>25
20
20
25
40
Tidak terbatas
KKB atau KK fase tunggal atau fase banyak (b) 10A
Tanpa pengasut udara permanen
16
20
25
32
8
10
12
16
16
20
25
3
4
6
Dengan pengasut uadara permanen
(f)
16
20
25
32
15
20
25
35
16
20
25
3
4
6

KK fase tunggal atau fase banyak 15A
16
20
25
32
1
1
2
4
16
20
25
32
1
1
2
4

KK fase tunggal atau fase banyak 20A
20
25
32
1
1
2
20
25
32
1
1
2








Jumlah maksimum titik beban yang dapat dihubungkan paralel pada suatu sirkit akhir harus sesuai dengan tabel 2, dan jumlah titik beban yang dapat dihubungkan pada suatu sirkit akhir tergantung pada nilai pengenal gawai proteksi, yang nilai maksimumnya tidak boleh melebihi KHA penghantar sirkit (PUIL: 2000: 4.4.1.1).
2.      Menghitung Arus Nominal Beban

Untuk menentukan arus nominal beban digunakan rumus sebagai berikut:
                                       
                                    …………………………………………………..( 1 )  

Dimana:
In            : arus yang mengalir pada rangkaian (A)
P             : daya pada beban (W)
V            : tegangan beban (V)
Cos j    : faktor daya (0.8)
3.      Menentukan KHA Penghantar
Kemampuan Hantar Arus (KHA) sirkit akhir yang menyuplai beban tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Di samping itu, untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan yang berlebihan. Sedangkan untuk penghantar sirkit akhir yang menyuplai dua buah beban atau lebih, tidak boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua beban itu ditambah 125 % dari arus dari arus beban yang terbesar dalam kelompok tersebut.
Setelah dapat besar kemampuan hantar arus penghantar, maka kita dapat menentukan kabel jenis apa yang akan dipakai dan berapa besar penampang kabel tersebut.
KHA penghantar utama dan busber ditentukan dengan rumus:
KHA = KHA panghantar cabang dengan rangting arus beban  tertiggi + In beban pada cabang lainnnya…………………………………( 2 )
4.      Menentukan KHA Pengaman MCB / MCCB
Pengaman beban lebih yang akan digunakan pada tiap beban direncanakan menggunakan MCB. Penentuan rating MCB untuk satu beban pada satu rangkaian akhir dihitung menggunakan rumus:
Rating MCB = 1,25 x In beban………………………( 3 )
(PUIL 2000:180)
Untuk rating MCB pada penghantar cabang dilakukakan dengan metode yang sama dengan penentuan KHA. Untuk pengaman beban beban lebih dan arus hubung singkat pada panel direncanakan menggunakan MCCB yang pemakaiannya disesuaikan besar arus yang mengalir ke beban.

5.      Menentukan KHA Saklar Masuk
Cara menentukan kemampuan arus saklar yang digunakan adalah 1,15% dikali arus nominal yang mengalir yaitu dengan rumus:
In Saklar       = 1,15 % x In beban atau
= 1,15 x In beban……………………………….( 4 ).
(PUIL 2000:182).
6.      Menentukan Drop Tegangan
Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya drop tegangan adalah:
a.       Pemakaian penghantar yang terlalu panjang dari jarak pusat beban yang sebenarnya.
b.      Kecilnya luas penampang kabel yang digunakan.
Drop tegangan yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000 yaitu untuk penerangan sebesar 2 % sedangkan untuk tenaga sebesar 5 %.
Jadi drop tegangan yang diizmkan sebesar 2 % x 220 V = 4,4 Volt dan untuk tenaga sebesar 5 x 220 V - 11 Volt.
7.      Menentukan Jenis Pengaman Arus Bocor (Pembumian)
Untuk pengaman arus bocor (pembumian) digunakan elektroda pentanahan dengan besar tahanannya ditentukan dengan formula berikut:
 ………………………………………………….......( 5 )
1a = K x ln…………………………………………………....( 6 )
Dimana:
Rp      : tahanan pentanahan badan peralatan/instalasi (W)
Ia      : nilai nominal arus yang menyebabkan bekerjanya    pengaman arus lebih pada waktu 5 detik (A)
In       : arus nominal pengaman arus lebih (A)
K       : faktor yang nilainya tergantung pada karakteristik pengaman arus lebih. Untuk pengaman arus lebih nilai K berkisar antara 2,5 dan 5, sedangkan untuk pengaman lainnya antara 1,25 dan 3,5.
Untuk menentukan besar tahanan pentanahan yang diinginkan, dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:






Dimana:
ρ1      : tahanan jenis tanah  ( Ω )
ρ        : tahanan jenis pembumian ( Ω-m ).
Tabel 3. Tahanan Pembumian pada Tahanan Jenis ρ1 = 100 -m
(PUIL: 2000: 81)
Jenis
elektroda


Pita atau penghantar
pilin

Batang atau pipa


Pelat vertical dengan sisi atas +/- 1 m
di bawah
permukaan tanah
Panjang (m)
Panjang (m)
Ukuran (m2)
10
25
50
100
1
2
3
5
0,5x1
1x1
Tahanan
pembumian
20
10
5
3
70
40

20
35
25

Sedangkan resistansi jenis tanah mempunyai nilai yang berbeda-bada seperti terliat pada tabel:
Tabel 4. resistansi Jenis Tanah
( Ija Darman : 2007 : 4.5.1 )
No
Klasifikasi / Jenis Tanah
Resistansi Jenis ( Ohm-m)
1
2
3
4
5
6
Tanah Rawa
Tanah Liat dan tanah Ladang    
Tanah Basah
Kerikil Basah
Pasar dan Kerikil Kering
Tanah Berbatu
30
100
200
500
1.000
3.000

Seperti contoh : Utama Mencapai resitansi pembumian sebesar 5 Ohm pada tanah liat atau tanah ladang dengan resistansi jinis 100 Ohm- meter,  diperlukan sebuah elektroda pita yang panjangnya 50 atau 4 buah elektroda batang yang panjangnya masing-masing 5 M. Dan jarak elektroda-elektroda tersebut menimum harus dua kali panjangnya elektroda.
Semua BKT PHB harus dibumikan ( bodi PHB, pintu PHB, rel netral yang tidak dilengkapi dengan gawai arus sita – GPAS, rel proteksi yang terpisah dari rel netral ). Rel pembumian harus di beri tanda jelas seperti; 1/- atau warna hijau-kuming.


8.      Merencanakan Konstruksi Panel Hubung Bagi
Konstruksi panel listrik ini dibuat sesuai dengan dengan cuaca dan lingkungan setempat dan dengan ketebalan dindingnya tertentu, hingga ketahanannya terhadap gaya mekanis memenuhi persyaratan (E. Setiawan: 1991: 52). Selain itu panel ini dibuat sedemikian rupa, artinya panjang, lebar, dan tingginya agar semua komponen yang diperlukan dapat terpasang dengan sempurna sebagaimana fungsi dan keguanaannya. Lemari hubung bagi juga harus di pasang pada tempat yang sesuai , kering dan berventilasi cukup. Sebagai finising tentunya dilakukan pengecatan untuk menambah keindahan sehingga tidak merusak suasana ruangan tempat pemasang.
Panel Hubung Bagi  (PHB) pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang, dibuat 4 buat dan di pasng pada tiap lantai. pada lantai 1 dipasang panel utama dan panel cabang. Pada lantai 2 dan lantai 3 dipasang panel cabang. 

METODE PERENCANAAN

 Proyek akhir ini bersumber dari pengumpulan data-data yang bersifat analisis, dimana hasilnya berupa perencanaan panel instalasi listrik untuk gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang yang sesuai dan ideal serta memenuhi standar yang berlaku dalam PUIL 2000. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam analisis penulis terlebih dahulu melakukan survey ke Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.

A.    PROSEDUR

Dalam pengumpulan data-data diatas penulis melalui beberapa prosedur diantaranya:
1.      Mengurus surat izin untuk melakukan penelitian mulai dari jurusan, fakultas, sampai ke gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
2.      Mengambil data yang diperlukan berupa gambar denah bangunan dan beban terpasang pada gedung Convention Gentral Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
3.      Membuat rancangan panel instalasi listrik untuk gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
4.      Text Box: 33Membuat rancangan tata letak panel instalasi listrik gedung Convention Central GrahaSerambi Mekkah Padang Panjang .

B.     DATA YANG DIPERLUKAN

Untuk memudahkan penulis dalam perancangan panel instalasi listrik pada gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah  ini, maka diperlukan beberapa data yang mendukung penulisan proyek akhir ini diantaranya:
1.      Data gambar situasi dan gambar denah bangunan beserta rancangan instalasi penerangan gedung convention central graha Serambi Mekkah Padang Panjang lengkap.
2.      Data total beban terpasang pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.
3.      Data gambar rekapitulasi daya pada Gedung Convention Central Graha Serambi Mekkah Padang Panjang.

C.    TEKNIS ANALISA DATA

Data yang diperoleh dari hasil survey lapangan di analisis menurut ketentuan-ketentuan dan standar yang berlaku, sehingga panel listrik yang direncanakan dapat difungsikan sebagaimana mestinya dan memenuhi standar yang berlaku di Indonesia.
Adapun pengolahan data sebagai berikut:
1.      Menentukan jumlah rangkaian akhir.
2.      
Menghitung arus nominal beban.

3.      Menentukan KHA penghantar pengaman cabang.
KHA utama = 1,25 x arus beban terbesar + arus beban lainnya.
4.      Menentukan KHA pengaman MCB / MCCB.
Rating MCB = 1,25 x In beban terbesar + In lainnya.
Rating MCCB = 1,25 x In beban terbesar + In lainnya.
5.      Menentukan jenis pengaman arus bocor (pembumian).
          IA = K x ln
6.      Merencanakan konstruksi Panel Hubung Bagi.
7.      Merencanakan konstruksi Panel Hubung Bagi





Emoticon